Artikel

Bangkit Lebih Kuat, Berikhtiar Lebih Semangat, Menyongsong Satu Abad Syiar Islam Dengan Keindahan.

Jalsah Salanah 2023 boleh dikata adalah obat kerinduan bagi segenap warga Gerakan, sesudah lebih dari tiga tahun tak diselenggarakan secara tatap muka.

Sebab, sejak tersebarnya Corona Virus Disease (Covid) sejak akhir tahun 2019 ke hampir seluruh belahan bumi, tak lagi kita bisa bersua secara leluasa dalam forum-forum yang memusatkan banyak orang di satu tempat. Termasuk di dalamnya tradisi Jalsah, yang sebelumnya biasa kita selenggarakan di setiap penghabisan tahun.

Jalsah memang tetap diselenggarakan, tetapi secara daring (online). Dalam hal ini, kita berupaya sedapat mungkin untuk patuh pada pemerintah, sebagai ulil amri yang wajib ditaati selama tak bermaksiat kepada Allah, dalam melaksanakan segala aturan, prosedur, dan protokol penanganan Pandemi Covid-19.

Beruntungnya, teknologi informasi telah sebegitu memadai untuk mengatasi situasi, meskipun kita sendiri mungkin masih tergeragap dan gagap dengan perkembangannya yang melesat cukup pesat. Buktinya, meskipun antusiasme warga terbilang tinggi, tapi yang mengikuti Jalsah Daring selama tiga kali dalam tiga tahun itu tidak cukup signifikan.

Dan tentu, ghirah jalsah yang diselenggarakan secara daring, tidak sama dengan Jalsah yang diselenggarakan secara luring (offline), yang memungkinkan setiap kita bertatap muka dan saling sapa secara langsung, berpeluk mesra dan bercengkrama dengan amat karibnya, sambil menikmati hidangan rohani maupun jasmani selama penyelenggaraan Jalsah.

Maka, sekali lagi, Jalsah Salanah 2023 ini adalah obat rindu bagi kita semua, warga keluarga besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI), sesudah sekian lama diceraiberaikan oleh makhluk tak kasat mata bernama Covid-19 itu.

Pandemi Covid-19, dalam linimasa GAI, terjadi di paruh pertama masa dasawarsa jelang satu abad agenda syiar atau dakwah Islam di Nusantara ini.

Boleh dikata, ia telah mendekonstruksi tatanan dunia. Ada yang hancur luluh karenanya, ada yang bertahan dan beradaptasi dengannya, dan ada pula yang justru melesat jauh dalam pencapaian-pencapaian kehidupannya.

Kita patut bersyukur, karena tidak berada di posisi pertama, yang benar-benar hancur lebur diterjang badai corona. Meskipun, kita boleh jadi tak lebih sekedar berada di posisi yang kedua: hanya mampu bertahan dan beradaptasi dengannya.

Tetapi sebagai Gerakan yang bertujuan “menegakkan kedaulatan Allah, agar supaya umat Indonesia mencapai keadaan jiwa atau kehidupan batin yang disebut damai,” tentu kita berharap bukan hanya sekedar bertahan dan beradaptasi, tetapi lebih jauh lagi: bisa melakukan pencapaian-pencapaian yang berarti dalam satu abad perjalanannya sebagai pengemban syiar Islam di Bumi Nusantara ini.

Karena itu, Jalsah Salanah 2023, yang diselenggarakan di awal tahun paruh kedua masa dasawarsa jelang satu abad GAI ini, diharapkan selain menjadi sarana melebur kerinduan di antara kita, juga menjadi wahana dilahirkannya ide serta gagasan untuk memelesatkan diri dalam upaya-upaya perjuangan “membela dan menyiarkan Islam dengan keindahan” di negeri ini.

Sehingga kita boleh berharap, memasuki abad kedua Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang dimulai sejak tahun 2028 nanti, “Fathi Islam” atau “Islam Jaya” yang kita cita-citakan sejak hampir seratus tahun lalu itu, dapat terbabar dan mewujud di seantero Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sama-sama kita cintai ini.

Amin Ya Rabb.

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here