Tokoh

Amir Hamzah: Resensi Buku Karya Maulana Muhammad Ali

sumber gambar: http://goesprih.blogspot.com

Tulisan di bawah ini adalah resensi Amir Hamzah atas buku “Introduction to The Study of The Holy Qur’an” karya Maulana Muhammad Ali, yang diterjemahkan oleh Soedewo Partokusumo dalam bahasa belanda dengan judul seperti yang tertulis dalam judul resensinya.Tidak ada keterangan mengenai kapan tulisan ini dibuat dan dimuat dalam media apa. Sebagaimana juga tulisannya yang lain, baik puisi maupun prosa, yang tidak mencantumkan kapan dan dimana tulisannya itu dibuat. Tapi diperkirakan tulisan ini lahir pada antara tahun 1928-1935 saat Amir Hamzah melanjutkan pendidikannya di Tanah Jawa.

Amir Hamzah adalah Sastrawan yang cukup melegenda dalam khazanah dan sejarah sastra Indonesia. Lahir pada 28 Februari 1911 dari kalangan bangsawan Tanjungpura Langkat, Sumatera Utara. Diperkirakan meninggal pada 19 Maret 1946 di Kuala Bingai pada masa pergolakan revolusi sosial di Sumatera Utara. H.B. Yassin menjulukinya sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru”. Tulisan ini dikutip apa adanya, kecuali ejaan yang kami sesuaikan, sebagaimana tertuang dalam buku  “Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru” karya H.B. Yasin.

Inleiding tot de Studie van den Heiligen Qoer-an door Maulana Muhammad Ali. Uitgegeven door Het Hoofdcomite Qoeranfonds.

Kitab yang berisi lebih kurang 181 halaman ini seperti pendahuluan dari al-Qur’an yang sedang dicetak. Dalamnya dapat kita bertemu dengan azas-azas Islam, yang diterangkan dengan jelas dan tambahan pula dalam kandungan kalimat yang bersehaja, mudah dipahamkan oleh mereka yang tiada ahli. Pada mereka yang belum pernah berjinak-jinakan dengan kitab-kitab Islam oleh karena tiada mungkin membacanya dalam tulisan Arab, ataupun tiada suka membacanya dia disebabkan terlalu liatnya, adalah ini sebagai sajian yang mahalazat. Dan lagi kitab ini tiada penuh dihiasi dengan kata-kata Arab yang tiada semua pembacanya mengerti, seperti kebanyakan kitab-kitab agama Islam, menyusahkan amat bagi mereka yang tiada paham. Untuk kaum pelajar-pelajar adalah ini sebuah barang baru yang menunjukkan mereka ke jalan agama Islam, karena bahasanya dan ditulis pula oleh seorang ahli yang mengandung ilmu Barat. Dalamnya diuraikan dengan panjang lebar disertai pula dengan alasan yang cukup, memuaskan untuk mereka yang mencari kebenaran.

Terang pada pembacanya dipaparkan penulis ini akan persaudaraan dalam agama Islam dan bab yang memperkatakan hal ini adalah sebutir daripada mutiara-mutiara yang terkandung dalam kitab ini.

Dari hal salat ada juga tertulis di dalamnya dengan penerangan artinya. Mereka yang telah mengerjakan suruh ini, tetapi tiada mengerti apa yang diucapkannya itu, seperti kebanyakan orang, adalah ini suatu kelepasan dari kesengsaraan itu. Kaum yang terpelajar yang tiada mengerjakan suruh itu, karena katanya tiada mau seperti burung beo, sekarang telah datanglah masanya akan memulai menjalankan rukun yang kedua ini. Panjang lebar tersurat dari hal menulis dan menyatakan Al-Qur’an sendiri, dan serangan yang mengatakan bahwa Kitab ini tiada suci ditangkis penulis dengan sabar, sopan dan terang.

Barangkali ada pihak yang berpendapat bahwa uraian tentang Al-Qur’an ini terlalu dipanjangkan, tetapi pendapat kami adalah ini pada tempatnya di sini, bahwa menerangkan sesuatu yang musykil dan mengombakkan sanubari manusia bermilyun itu tiada dapat disudahkan dengan dua tiga buah kalimat. Bab kelima yakni kisah beberapa nabi ialah sebuah bab lagi yang harus dibaca dengan teliti, terutama kisah Nabi Allah Isa, yang bagi kebanyakan kaum muslimin menjadi sebuah pertikaian. Bab kedudukan kaum isteri dalam agama Islam telah umum maha penting dan dalam kitab ini dapat kita membacanya bagaimanakah kedudukan itu yang sebenarnya. “Laki-laki dan perempuan itu sama tarafnya”, moga-moga pengakuan yang tersimpul dalam agama Islam dan disuratkan oleh penulis ini dalam kitabnya akan diketahui oleh segala kaum laki-laki Islam dan hendaklah mereka insyaf akan artinya.

Pada sangka kami adalah kitab ini amat penting dan bilamana waktunya akan tiba yang Al-Qur’an ini, terjemah dalam bahasa Belanda, disalin pula dalam bahasa Indonesia dan mungkin diserakkan dengan harga yang serendah-rendahnya, tiadalah salahnya, kalau bab kedua, ketiga dan keenam itu dicetak dengan huruf mereng. Atas pengiriman kitab itu kami mengucapkan diperbanyak terima kasih dan moga-moga kitab ini dibaca oleh mereka yang hasrat pada kebenaran dan kasih pada keadilan, sebab tiada dapat disembunyikan bahwa agama Islam itu penuh dihujani serangan dan hanya sedikit tangkisannya, dan inilah sebuah daripada tangkisan itu.

(Sumber: H.B. Jassin, Amir Hamzah, Raja Penyair Pujangga Baru, PT Gunung Agung, Jakarta, 1962, hlm. 138-193)

Klik di sini untuk mengunduh buku yang diresensi dalam versi PDF

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comments (2)

  1. sebuah bahasan dan referensi buku yang menarik. saya jadi tertarik untuk mencari buku tersebut.
    Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Informasi sastra Indonesia

  2. bisa ditranslate kedalam bahasa indonesia? supaya mudah dimengerti dan pahami

Comment here

Translate »