Artikel

Allah Tak Akan Meninggalkan HambaNya

Pada periode awal misi Nabi Muhammad saw., ketika beliau dan para sahabat beliau menghadapai kesulitan besar di Mekah yang nyaris menyebabkan keputusasaan dan frustrasi, saat itu situasinya sangat suram. Para sahabat mulai bertanya dalam hati, apakah misi ini memasuki jalan buntu?

Saat kritis itu bertepatan dengan waktu pemberhentian wahyu (fatratul wahyi). Selama itu, Nabi Muhammad saw. tidak menerima wahyu. Kemudian, Allah Ta’ala menurunkan wahyu surat Adh Dhuha (surat ke-93). Sebagian ayat dalam surat Ad Dhuha adalah,

“Demi terangnya waktu siang. Dan demi malam tatkala sunyi senyap. Tuhanmu tidak meninggalkanmu, dan tidak benci denganmu. Dan sesungguhnya yang akhir itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.” (Adh-Dhuha, 93:1-4).

Sebelum turunnya wahyu surat Adh-Dhuha itu, sempat ada kegelisahan dan kekhawatiran dalam batin Nabi Muhammad saw., bahwa jangan-jangan penghentian turunnya wahyu itu  karena Allah tidak berkenan atau kecewa pada beliau.

Ternyata hal itu terjadi semata-mata karena kebijaksanaan Allah Ta’ala.

Di satu sisi, surat Adh-Dhuha itu mengandung kata-kata hiburan dan jaminan dari Allah Ta’ala bahwa Allah tidak meninggalkan Nabi Muhammad saw. dan para pengikut beliau yang setia. Keadaan hidup beliau dan para pengikut beliau yang setia di akhir akan lebih baik daripada di awal.

Di sisi lain, surat Adh-Dhuha itu mengandung nubuat bahwa pada zaman akhir Islam (umat Islam) mengalami kemunduran. Tetapi Allah memberikan jaminan bahwa Dia tidak akan meninggalkan perkara Islam (umat Islam sejati).

Penafsiran ini diberikan dengan dasar, dalam susunan ayat lebih dulu disebutkan wadh dhuhaa (demi terangnya siang) yang mengibaratkan terangnya kejayaan Islam pada zaman Nabi Muhammad saw. dan sahabat, serta berlanjut pada generasi tabi’in dan tabi’ut tabi’in.

Kemudian diikuti wal laili idzaa sajaa (demi malam tatkala sunyi senyap) yang mengisyaratkan kemunduran Islam (umat Islam) pada zaman akhir. Kemudian disusul dengan ayat yang intinya Allah tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad saw. dan Islam.

Beberapa ayat Quran dalam surat Adh-Dhuha itu menunjukkan fenomena alam. Karena rotasi planet bumi pada porosnya, hal itu membuat ada pergantian yang ajek antara siang dan malam. Fenomena alam ini mengandung pelajaran berharga untuk kehidupan kita. Pergantian siang dan malam melambangkan pergantian pengalaman positif dan pengalaman negatif.

Dalam kehidupan kita, ada malam yang gelap dan pagi serta siang yang cerah, ada keputusasaan dan harapan, ada rintangan dan jalan keluar. Semua itu mengingatkan bahwa kita seharusnya tidak menjadi kurban rasa frustrasi, karena hanya melihat keadaan pada saat ini. Kita harus mempunyai harapan tentang masa depan.

Seperti waktu malam itu sementara, sesudahnya akan datang pagi yang cerah. Begitu pula waktu sekarang hanya sementara, bisa diyakini setelah beberapa hari akan ada masa depan yang cerah.

Jadi kebijakan terbaik bagi kita adalah bekerja keras di masa sekarang, dan mengharap serta meyakini bahwa pada suatu hari yang akan datang kesuksesan akan datang dan bisa kita raih.

Masa hidup bisa dibagi menjadi dua bagian, masa perjuangan dan masa kesuksesan. Masa perjuangan atau masa kesulitan ibarat malam. Masa kesuksesan atau masa kemudahan ibarat siang.

Malam yang gelap tentu bergerak menuju ke pagi yang cerah. Demikian pula dalam kehidupan manusia, perjuangan saat sekarang tentu diperlukan untuk menuju kesuksesan di masa depan.

Semoga kita termasuk orang yang memiliki optimisme tinggi dalam menghadapi dinamika hidup ini, sehingga akhirnya mencapai kesuksesan. Aamiin.

Oleh : Yatimin AS

                                              — ooo —

Yuk Bagikan Artikel Ini!
Translate »