Warta Keluarga

Ajarkan Anak Cinta Pada Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pakar keluarga dari Singapura mengingatkan, ada tiga hal yang harus diajarkan pada anak Muslim. ”Ajarkan sayang Allah, Alquran, dan Rasul,” kata H Mansor Sukaimi.

Pendapat Uncle M, begitu Mansor Sukaimi biasa disapa para muridnya di Singapura dan Malaysia, sebenarnya mengutip dari sebuah sebuah hadis. Dan, ketiga hal itu, menurut dia, sesungguhnya memang diperlukan anak-anak yang tumbuh menjadi Muslim dewasa.

Mengajarkan anak mencintai Nabi Muhammad SAW, bukan hanya sebagai penanaman salah satu rukun iman. Namun, menurut Mansor, juga menanamkan keteladanan. Yakni, menanamkan budi pekerti mulia. Karena itu, Mansor melihat ketiga cinta Allah, Alquran, dan Rasulullah SAW sulit untuk dipisah-pisahkan. ”Memanglah sayang Allah SWT, sayang Alquran, dan sayang Rasulullah SAW perlu dijadikan tunjak kehidupan seharian kita,” katanya dalam wawancara lewat e-mail.

Tak mudah memang menanamkan cinta pada tokoh yang terpisah berabad-abad jauhnya. Namun, jangan pernah surut berupaya. Praktisi pendidikan dari kota gudeg, Dra Anis Farikhatin melihat empat konsep dasar dalam mendidik anak untuk mencintai Allah dan Rasul. Yakni, dipraktikkan, dicontohkan, dibiasakan, dan yang terakhir, didoakan dan dimotivasi.

Menurut Anis, ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anak. Yakni, di mana untuk menjalaninya seorang ibu itu seharusnya pinter (cerdas), pener(bisa aplikaskan ilmu dengan metode yang tepat), dan kober (mempunyai cukup waktu mendidik anak). Secara tradisional, keempat konsep itu banyak dilakukan para ibu. Persoalannya, kata dia, dengan berubahnya struktur dan pola interaksi di dalam keluarga semenjak para ibu bekerja di luar rumah.

Namun, kini pun dengan kerja sama peran antara ibu dan ayah, penanaman nilai-nilai mulia itu secara bersama. Pendekatannya, kata Anis, melalui keberagaman anak. Dengan demikian, anak bisa lebih mudah tertarik.

Sebagai perbandingan, pelatih di Pusat Dakwah dan Pendidikan Silaturrahim Pencinta Anak (SPA) ini becermin pada pengalamannya semasa kecil. ”Berangkat dengan diri saya, dulu agama itu sekadar formal. Orang mengenalkan agama di sekitar kita dengan normatif, berupa larangan dan perintah, bukan agama sebagai rahmatan lil alamin,” katanya, ”Sehingga seakan-akan agama itu bagi anak menjadi beban dan ancaman.”

Menurut Anis, dalam mengajarkan anak untuk mencintai Rasul/Nabi Muhammad SAW pada awalnya melalui cerita-cerita/dongeng tentang pribadi Rasul, kejadian-kejadian luar biasa yang pernah dialami Rasul, dan sebagainya. Hal ini disampaikan sejak anak masih kecil, misalnya pada saat anak menjelang tidur.

Agar lebih mengena ke hati, Mansor menyarankan, cerita-cerita yang disampaikan tak sekadar data. Tapi, cerita yang dapat menggugah perasaan cinta anak. Misalnya, tentang beratnya perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW. Dan, jangan lupa pula, tentang ”Betapa rasa cinta Rasulullah SAW terhadap umatnya,” kata pendiri Nury Institute of Family and Children Development di Singapura ini. Termasuk, betapa besarnya cinta Rasul pada umat yang hidup sepeninggalnya.

Selain itu, Anis yang juga dosen Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Islam ini, pembiasaan akan akhlak mulia Nabi yang kelak berguna sebagai bekl anak bisa dimulai sejak kecil. Caranya, katanya, melalui pembiasaan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad seperti: makan, mengenakan baju, sepatu dan sebagainya dengan tangan kanan, berbicara dengan lembut, berperilaku sopan santun, bisa mengendalikan amarah, dan lain-lain.

Hal itu tentu saja tidak hanya disampaikan sekali-dua kali, melainkan setiap hari. Orang tua juga harus memberi contoh dan mempraktikkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dari Rasul, baik dari perilaku, maupun perbuatannya. ”Sehingga mencintai Rasul itu bukan sekadar diungkapkan, melainkan juga dipraktikkan dengan sikap dan perbuatan yang mencontoh Rasul, sehingga anak-anak kita akan menjadi anak yang saleh/salehah, bahagia dunia dan akhirat, sikap dan perilakunya baik, doanya didengar oleh Allah,”tutur Anis.[]

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »